-->

Ilmu Sangat Tajrib: KeKuatan Dalam Diri


Di sebuah desa terpencil di pedalaman hutan, hiduplah seorang lelaki bernama Ahmad. Ahmad adalah seorang pemburu yang sangat pandai dan berbakat. Ia memiliki kemampuan khusus untuk membaca pikiran orang lain dan membuat mereka merasa ketakutan. Ini adalah kemampuan yang disebut sebagai "ilmu sangat tajrib".

Ahmad mempelajari ilmu ini dari sanad yang berasal dari nenek moyangnya, yang berasal dari gurunya, dan seterusnya. Ia memahami bahwa ilmu ini sangat kuat dan tidak boleh digunakan untuk kemungkaran.
Suatu hari, Ahmad bertemu dengan seorang pendatang yang sangat marah dan memprovokasi Ahmad. Ahmad tidak terprovokasi dan membaca kalimat keramat "ah mati liah mati tup mati" dalam hatinya. Pendatang itu segera gemetar dan terbungkam lemas, tak berdaya.

Ahmad merasa terkejut melihat kekuatannya dan segera meninggalkan tempat itu. Ia memutuskan untuk tidak menggunakan ilmu sangat tajrib lagi dan memegang teguh prinsip bahwa ilmu ini hanya boleh digunakan untuk kebaikan.

Ahmad memutuskan untuk membagikan pengalaman dan pelajarannya kepada generasi muda di desa tersebut. Ia memulai dengan mengajar mereka tentang pentingnya mengendalikan emosi dan menggunakan kekuatan dalam diri untuk kebaikan.

Para anak-anak sangat antusias dan tertarik untuk belajar dari Ahmad. Mereka mengikuti setiap kata-katanya dan mulai mempraktikkan prinsip-prinsip yang diajarkan.

Ahmad memperhatikan bahwa mereka mulai menjadi lebih tenang dan damai setelah belajar dari dirinya. Mereka juga membantu orang lain yang sedang kesulitan dan membantu memecahkan masalah-masalah yang ada di desa mereka.

Kemudian, suatu hari, datanglah seorang pendatang yang membawa kemarahan dan kebencian ke desa tersebut. Ia memprovokasi orang-orang di desa dan membuat mereka marah.

Namun, para anak yang diajarkan oleh Ahmad tidak terprovokasi. Mereka membaca kalimat keramat "ah mati liah mati tup mati" dan mengatasi emosi mereka. Pendatang itu sendiri merasa takut dan akhirnya pergi dari desa tersebut.

Ahmad merasa bangga melihat para anak-anak yang pernah belajar dari dirinya menggunakan kekuatan dalam diri mereka untuk kebaikan. Ia memahami bahwa ilmu sangat tajrib bukanlah tentang membuat orang lain merasa takut, melainkan tentang mengatasi emosi dan memahami bahwa kekuatan adalah dalam diri kita sendiri.

Para anak tersebut mulai menyebarkan pesan yang sama ke desa-desa lain dan membuat dunia menjadi lebih damai dan adil. Dan itulah bagaimana Ilmu Sangat Tajrib membantu membentuk generasi yang lebih baik dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
LihatTutupKomentar