-->

Leluhur Dayak Kalteng dan Misteri Hujan Siang Hari

Leluhur Dayak Kalteng dan Misteri Hujan Siang Hari

Berawal dari rahasia leluhur orang Dayak Kalteng, seorang penulis fiksi profesional terinspirasi untuk menuliskan sebuah cerita yang mengisahkan tentang legenda misterius seputar hantu dan kepercayaan di Kalteng.

Dalam cerita ini, ada sebuah tradisi yang mengatakan bahwa ketika hujan di siang hari, anak-anak kecil harus meletakkan daun di telinganya atau di atas makanan yang dibawa untuk menghindari gangguan dari makhluk gaib. Hal ini bermula dari pesan leluhur orang Dayak Kalteng sebelum mereka menghilang, bahwa setiap anak cucunya harus meletakkan daun untuk menunjukkan bahwa mereka masih keturunan dan tidak akan diganggu.

Cerita juga mengisahkan tentang keberadaan orang bunian yang masih hidup turun temurun dan bisa ditemukan di hutan-hutan rimba atau di daerah pedalaman sungai seperti Barito hulu Kalteng. Keberadaan mereka bisa dikenali dari tanda merah pada kaki mereka dan memakai senjata khas Kalimantan yaitu Mandau.

Tidak ketinggalan, cerita juga menyoroti tentang tradisi Ngayau yang populer pada masa primitif Kalteng. Tradisi ini mengatakan bahwa memenggal leher sebagai tanda kedewasaan oleh sub-etnis Dayak tertentu, namun kini perlahan punah dan hanya bisa dilihat dalam bentuk tumbal kepala binatang dalam pembangunan jembatan.

Ternyata, nama besi pertama yang diturunkan ke bumi oleh Tuhan sesuai kepercayaan tertentu di Kalteng adalah "Sangiang Grinsing". Konon, besi ini memiliki kekuatan untuk membinasakan musuh dan digunakan oleh para pahlawan Dayak.

Cerita ini memadukan kepercayaan, legenda, dan sejarah yang berasal dari Kalteng menjadi satu kesatuan yang menarik dan memikat bagi para pembaca. Terlepas dari keakuratan informasi, cerita ini mampu mengajak pembaca untuk berpetualang dan menemukan kembali rahasia dari masa lalu.
LihatTutupKomentar