-->

Pecinta Dunia: Duka, Kegelisahan, dan Kerugian

Kumpulan Ilmu Ghoib-Pecinta Dunia: Duka, Kegelisahan, dan Kerugian. Ibn Qayyim Al-Jawziyah, seorang ulama besar dalam Islam, menyampaikan pesan yang sangat relevan tentang pecinta dunia. Dalam kutipan tersebut, ia menggambarkan tiga hal yang akan terus menghantui orang yang melekatkan cintanya pada harta dunia. Artikel ini akan membahas tiga aspek yang disampaikan oleh Ibn Qayyim dan bagaimana kita dapat menghindarinya untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan sejati dalam hidup.

1. Rasa Sedih yang Terus-Menerus

Pecinta Dunia

Pecinta dunia cenderung merasa sedih dan gelisah karena selalu merasa kurang. Fenomena uang yang terasa seperti raib begitu saja dan tidak jelas digunakan untuk apa, menyebabkan hati menjadi merana. Sifat melekatnya cinta pada harta membuat mereka selalu merasa kekurangan dan tidak pernah puas.

Mengapa rasa kurang terus menghantui mereka? Ini disebabkan oleh cinta melekat pada uang, mirip dengan ketika seseorang mencintai sepenuh hati kepada seseorang. Saat bertemu dengan pacar, sehari terasa seperti sebentar dan kurang. Namun, saat bertemu dengan musuh, sehari terasa sangat lama.

Hal ini menggambarkan bahwa ketika cinta melekat, waktu terasa berlalu dengan cepat dan kurang, seolah-olah tidak cukup. Demikian juga, ketika cinta melekat pada uang, seseorang akan selalu merasa kekurangan dan cenderung gelisah.

Untuk mengatasi rasa sedih dan kegelisahan ini, kita perlu melepaskan diri dari kecintaan melekat pada harta. Ketika hati sudah tidak lagi terlalu terikat pada uang, maka muncul rasa kaya dan berlimpah di hati. Hati menjadi merasa cukup dan tidak selalu berfokus pada kekurangan.

2. Kecapekan yang Sangat, Tapi Hasil Tidak Ada

Mencintai dunia dan harta akan membuat seseorang menjadi terikat pada materi. Namun, kekayaan dunia itu semu dan fatamorgana belaka. Semakin kaya seseorang, semakin besar pula kebutuhannya. Resiko yang dihadapi pun semakin tinggi.

Miskin adalah rasa fakir, yang berarti rasa butuh. Semakin kaya, semakin besar pula kebutuhannya, sehingga seseorang akan terjebak dalam kecapekan dan keletihan yang dahsyat. Upaya untuk mencukupi kebutuhan semakin membesar, tetapi rasanya tidak pernah ada kepuasan.

Namun, rasa cukup bukan berarti membiarkan semua kebutuhan tidak dipenuhi. Sebaliknya, rasa cukup mengajarkan untuk mengetahui batas dan mengukur diri. Pahami bahwa kekayaan dunia hanya sebatas fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup, bukan untuk memuaskan semua keinginan nafsu.

3. Kerugian yang Tak Pernah Berhenti

Mencintai dunia dan harta juga membawa risiko kerugian yang tak pernah berhenti. Perasaan terluka karena uang yang hilang atau tidak digunakan dengan baik adalah akibat dari cinta melekat pada harta. Hutang yang menumpuk dan tidak bisa dibayar menjadi beban berat yang menyiksa.

Kerugian materi yang terus menerus ini adalah siksa terberat dan terparah bagi pecinta dunia. Hati dan resiko materi terguncang akibat dari kecintaan yang berlebihan pada harta.

Satu-satunya jalan untuk mengatasi kerugian ini adalah dengan kembali kepada Allah. Banyak istighfar, shalat taubat, berbuat baik, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Teguhkan niat untuk melunasi hutang dan bertanggung jawab atas semua kewajiban. Dengan berusaha dan berupaya, bantuan Allah akan menghapuskan kerugian dan membawa keberkahan dalam hidup.

Kesimpulan

Mengikuti pesan Ibn Qayyim Al-Jawziyah, menjadi pecinta dunia dengan melekatkan cinta pada harta dapat menghadirkan duka, kegelisahan, dan kerugian. Merasa kekurangan, keletihan yang tak ada hasil, dan kerugian yang terus berlanjut akan menyiksa hati dan resiko materi.

Untuk mencapai kebahagiaan sejati, lepaskan kecintaan melekat pada harta. Pahami batas kebutuhan dan tetap berusaha untuk mencapai keseimbangan dalam hidup. Kembali kepada Allah dengan banyak istighfar, taubat, dan berbuat baik akan membawa berkah dan keberkahan dalam hidup kita.

Dunia ini adalah ujian yang sementara. Mari fokus pada akhirat yang kekal dan berusaha meraih keridhaan Allah. Dengan melepaskan diri dari kecintaan melekat pada harta, hati akan merasa kaya dan berlimpah dalam kebahagiaan sejati.
LihatTutupKomentar